Jika kamu penggemar fiksi ilmiah, pasti pernah mendengar tentang dilatasi waktu. Ah, ya, konsep di mana waktu berjalan lebih lambat di dekat lubang hitam atau ketika kamu bergerak mendekati kecepatan cahaya. Menarik, bukan? Tapi tenang, kamu nggak perlu memakai jas laboratorium untuk memahami ini karena kali ini saya akan membawamu berjalan-jalan santai menelusuri fenomena waktu yang kadang-kadang tampaknya lebih santai daripada kita yang sedang rebahan.
Apa Itu Dilatasi Waktu?
Oke, bayangkan begini: kamu sedang di kursi malasmu, sambil ngopi, sedangkan temanmu memutuskan untuk jogging dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. (Ya, ini fiksi ilmiah, jadi biarkan temanmu lari sekencang itu.) Nah, menurutmu, waktu akan berjalan sama cepatnya untuk kamu berdua, kan? Salah besar, kawan.
Menurut Teori Relativitas Khusus yang dikembangkan oleh Mbah Albert Einstein, semakin cepat kamu bergerak, semakin lambat waktu akan berlalu bagi dirimu. Jadi, ketika temanmu lari super cepat dengan kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya, dia akan menua lebih lambat daripada kamu yang duduk manis di kursi malasmu. Ketika kalian berdua bertemu lagi setelah beberapa tahun, dia mungkin baru mengalami beberapa bulan, atau bahkan minggu.
Cukup gila, bukan? Sebenarnya, kalau kamu bisa bepergian cukup cepat, kamu bisa datang ke reuni sekolahmu 50 tahun dari sekarang, dan semua orang akan bertanya, “Kenapa kamu masih terlihat seperti foto album tahun pertama?”
Dan kalau kamu bisa bergerak secepat cahaya (sekitar 3×10^8 meter per detik) maka kamu tidak akan merasakan waktu. Namun, menurut hukum fisika, objek dengan massa seperti manusia tidak dapat mencapai kecepatan cahaya. Hanya partikel tak bermassa seperti foton (partikel cahaya) yang bisa bergerak dengan kecepatan cahaya.
Jika kita membayangkan ada makhluk yang bisa bergerak secepat cahaya, dalam teorinya, dari sudut pandangnya sendiri, waktu tidak akan berlalu—artinya ia tidak akan merasakan waktu. Artinya tidak ada bedanya antara masa lalu, sekarang dan masa depan. Apakah otakmu sudah meledak mendengar hal ini? Saya sudah.
Dilatasi Waktu Gravitasi: Lubang Hitam, Jam Super Lambat, dan Kehidupan yang Panjang (di Sekitar Lubang Hitam)
Lebih anehnya, jika kamu mendekati objek yang memiliki gravitasi sangat besar, seperti lubang hitam, waktu juga melambat di sekitarnya. Ini disebut dilatasi waktu gravitasi. Jadi, bayangkan kamu sedang piknik di dekat lubang hitam (walaupun saya tidak menyarankan ini sebagai destinasi wisata), waktu untukmu akan berjalan sangat lambat dibandingkan orang-orang yang berada jauh dari lubang hitam itu.
Pernah menonton Interstellar? Ada adegan dramatis di mana para astronot mendarat di Planet Miller yang berada dekat lubang hitam, dan waktu di sana berjalan lebih lambat. Satu jam di sana setara dengan 7 tahun di bumi. Mereka, Cooper, Brand, Doyle, dan satu robot bernama CASE turun ke Planet Miller untuk menjalankan misi, tapi ketika kembali ke kapal, rekan mereka Romilly sudah menunggu selama 23 tahun! Ini bukan karena mereka belanja terlalu lama, tapi karena waktu di sekitar lubang hitam berjalan super lambat.
Jadi, Mengapa Ini Terjadi?
Jawaban singkatnya adalah: Alam semesta itu punya aturan main yang aneh. Jawaban panjangnya? Begini. Menurut Einstein, ruang dan waktu tidak bisa dipisahkan; mereka adalah dua sisi dari koin yang sama. Jadi ketika kamu mengganggu satu, misalnya dengan bergerak sangat cepat atau mendekati gravitasi super besar, waktu (yang terikat dengan ruang) akan ikut terpengaruh. Aturan ini mungkin terdengar sepele, tapi dampaknya besar banget!
Contoh lain yang tidak melibatkan fiksi ilmiah bisa ditemukan dalam skenario yang lebih realistis, seperti dilatasi waktu yang terjadi pada astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Meskipun efeknya sangat kecil, mereka bergerak dengan kecepatan sekitar 28.000 km/jam mengorbit Bumi, yang membuat waktu bagi mereka berjalan sedikit lebih lambat dibandingkan dengan orang-orang di Bumi.
Contohnya adalah astronot Sergei Krikalev, yang menghabiskan total 803 hari di luar angkasa selama beberapa misi. Karena efek dilatasi waktu akibat kecepatannya mengorbit Bumi, dia sebenarnya mengalami “waktu yang lebih lambat” sekitar 0,02 detik dibandingkan orang di Bumi. Meskipun ini sangat kecil, fenomena ini adalah bukti nyata bahwa dilatasi waktu terjadi bahkan dalam kehidupan sehari-hari, meski dalam skala yang sangat kecil.
Adakah Penerapan Praktisnya dalam Kehidupan Kita Sehari-hari?
Oke, mungkin kamu tidak akan segera lari mendekati kecepatan cahaya atau bertamasya ke lubang hitam. Tapi efek dilatasi waktu sebenarnya sudah kita rasakan, lho! Contohnya? GPS di ponselmu. Satelit yang mengorbit Bumi bergerak sangat cepat, dan waktu bagi mereka berjalan sedikit lebih lambat dibandingkan waktu di permukaan Bumi. Tanpa penyesuaian untuk efek relativitas ini, GPS kita bisa meleset beberapa kilometer dalam sehari! Jadi, lain kali kalau kamu tidak tersesat berkat Google Maps, ucapkan terima kasih pada Pak Dhe Einstein.
Penutup
Dilatasi waktu mungkin terdengar seperti trik aneh di film fiksi ilmiah, tapi faktanya ia adalah bagian dari alam semesta yang sebenarnya. Jika kamu pernah merasa waktu berjalan lambat saat bosan lalu kamu memilih rebahan sampai ketiduran, bersyukurlah kamu tidak ketiduran di dekat lubang hitam, karena kamu bisa melewatkan ratusan tahun yang berharga di bumi.