
Pertanyaan “mana yang lebih dulu ayam atau telur?” adalah salah satu pertanyaan filosofis paling klasik yang telah membingungkan manusia selama berabad-abad. Agaknya, manusia selama hidupnya minimal sekali pernah memikirkan pertanyaan bermuatan filsafat ini serta memperdebatkanya entah itu di warung kopi bersama abang ojol, di tongkrongan bersama kawan atau di teras rumah bersama bapakmu yang boomer itu.
Manusia terbagi menjadi beberapa macam ketika dihadapkan dengan pertanyaan “Lebih dahulu mana, ayam atau telur?”. Di antara mereka, ada orang mencoba melakukan pendekatan filosofis untuk menjawab pertanyaan ini dengan mengembalikan asal muasal entitas tak sempurna kepada bentuk ideal yang sempurna.
Ada pula yang mencoba dengan pendekatan linguistik sehingga ketika ditanya “Lebih dahulu mana, ayam atau telur?” ia akan menjawab ayam dan ketika ia ditanya “Lebih dahulu mana, telur atau ayam?” ia akan menjawab telur. Selain itu, ada pula yang melakukan pendekatan saintifik/ilmiah. Dan di antara berbagai macam manusia, yang paling buruk adalah orang yang asal ngotot tanpa argumentasi yang solid dan ingin menang berdebat saja.
Untuk pertama kali dalam sejarah manusia, perdebatan “ayam vs telur” ini akhirnya memakan korban. Pada 24 Juli 2024, di Muna, Sulawesi Tenggara, seorang pria harus meregang nyawa usai dihantam badik berkali-kali oleh temannya. Usut punya usut, awalnya mereka minum-minuman keras lalu muncullah keributan mengenai “ayam dan telur lebih dahulu mana”. Pelaku ini tak terima dengan jawaban si korban lalu pulang untuk mengambil badik guna membunuh korban. Sungguh tragis, mengejutkan dan di luar nalar. Namun, yang luput dari peberitaan media adalah di tim manakah korban dan pelaku? Di tim ayam atau tim telur? Padahal itulah poin yang tak kalah penting kan?
Mengapa Pertanyaan Ini Terus Bertahan?
Perdebatan-perdebatan yang kita jumpai mengenai “ayam dan telur dahulu mana” ini kebanyakan adalah perdebatan yang kusut. Lantas mengapa pertanyaan ini terus bertahan sampai saat ini?
Ada beberapa alasan, yang pertama, sifatnya yang paradoxical. Pertanyaan ini mengandung paradoks yang menarik sekaligus dilematik, di mana jawabannya seolah-olah saling mengandalkan satu sama lain. Ayam membutuhkan telur untuk lahir, tetapi telur membutuhkan ayam untuk dihasilkan.
Yang kedua adalah refleksi tentang asal-usul kehidupan. Pertanyaan ini mengajak kita untuk merenungkan proses evolusi, asal-usul spesies, dan bagaimana kehidupan baru muncul.
Yang ketiga tidak ada jawaban definitif sehingga, sampai saat ini, belum ada jawaban yang pasti dan diterima secara universal oleh manusia-manusia yang berbeda cara berpikirnya. Hal inilah yang membuat perdebatan ini terus menarik dan relevan.
Menguak Jawaban Misteri: “Ayam atau Telur, Mana yang Lebih Dulu?”
Untuk menemukan jawaban mana yang lebih dulu, kita harus terlebih dahulu mendefinisikan atau men-tashawwur-kan dengan tepat apa itu “ayam” dan apa itu “telur”. Tashawwur atau pendefinisian benda secara tepat sejak alam pikiran adalah langkah wajib sebelum berlogika hingga berargumentasi. Jangan sampai mulut berdebat sampai berbusa-busa namun gambaran objek yang dibahas ternyata berbeda pengertianya di masing-masing benak.
Mari kita setujui terlebih dahulu, dan saya yakin bahwa Anda akan setuju, bahwa ayam adalah unggas yang memiliki semua karakteristik fisik dan genetik ayam modern yang kita jumpai saat ini. Sedangkan telur adalah cangkang pelindung atau wadah organik yang ditumbuhkan oleh hewan berisikan sel telur yang mungkin telah dibuahi (zigot) dan untuk mengerami embrio di dalam telur tersebut hingga embrio tersebut menjadi janin hewan yang dapat bertahan hidup sendiri, dan pada saat itulah hewan tersebut menetas.
Setelah mendefinisikan ayam dan telur, secara sederhana jawaban dari “mana yang lebih dulu ayam atau telur?” adalah telur. Ya, tentu saja telur lebih dulu ada sebelum adanya hewan yang disebut ayam itu muncul. Berikut alasan ilmiahnya:
- Evolusi

Qbliviens – DevianArt
Ayam, seperti semua burung, berevolusi dari dinosaurus. Burung pertama yang mirip ayam mungkin muncul sekitar 150 juta tahun yang lalu. Burung purba ini bertelur, yang berarti telur sudah ada jauh sebelum ayam seperti yang kita kenal sekarang.
- Mutasi genetik
Ayam modern adalah subspesies the red junglefowl/Gallus gallus yang sudah dijinakkan. Pada suatu saat, mutasi genetik terjadi pada telur ayam hutan yang menghasilkan burung dengan karakteristik yang sekarang kita kaitkan dengan ayam. Oleh karena itu, telur tersebut mengandung ayam sejati yang pertama.
- Hewan bertelur
Telur sudah ada sejak lama sebelum ayam. Reptil dan amfibi bertelur ratusan juta tahun yang lalu, dan telur amniotik pertama (jenis telur yang ditelurkan ayam) muncul sekitar 340 juta tahun yang lalu.
Singkatnya, meskipun mungkin tampak berlawanan dengan intuisi, telur muncul lebih dulu dari sudut pandang evolusi. Telur yang mengandung ayam pertama diletakkan oleh burung yang bukan ayam sepenuhnya, tetapi telur yang diletakkannya mengandung mutasi genetik yang menghasilkan ayam sejati pertama. Dengan kata lain, telur ayam dierami oleh pendahulu ayam yang belum bisa disebut ayam pada saat itu.
Penutup
Jadi, siapa yang menang dalam perdebatan abadi ini? Telur, tentu saja! Singkatnya, pertanyaan “ayam atau telur lebih dulu” lebih dari sekadar teka-teki. Ini adalah sebuah jendela menuju pemahaman yang lebih dalam tentang evolusi, genetika, dan asal-usul kehidupan.
Ok, para pecinta ayam, kini waktunya kalian kembali menikmati ayam goreng dan telur dadar kesukaan kalian tanpa harus memusingkan persoalan ayam dan telur ini lagi.