Dalam dunia apa saja termasuk seni, dakwah, teknologi, musik, dan bidang-bidang lainnya, terdapat sebuah konsep menarik yang seringkali membuka pintu bagi kreativitas dan inovasi yang luar biasa – yaitu, melanggar peraturan.
Dengan “melanggar peraturan”, sebuah karya akan mudah diingat dan menjadi pusat perhatian orang. Tugas seseorang sebagai pendakwah/konten kreator/seniman adalah memastikan konsep atau karya itu tetap berjalan dan tetap bekerja walaupun dianggap sebagai kontroversi yang bertolak belakang dengan norma atau kesepakatan masyarakat.
Perlu diingat bahwa ketika seseorang memutuskan untuk melanggar peraturan atau norma yang ada, harus ada pertimbangan yang cermat tentang dampaknya terhadap masyarakat dan nilai-nilai yang dijunjung. Konsep “Break The Rules” atau melanggar peraturan untuk mencapai kesuksesan dapat menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Yang dimaksud dengan “melanggar peraturan” di sini artinya berpikir secara kreatif tanpa terkekang oleh norma, etika atau pun budaya yang diakui beberapa atau kebanyakan orang.
Namun, inovasi yang muncul dari pelanggaran peraturan tersebut harus diarahkan pada solusi yang lebih baik atau cara yang lebih efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
Contoh-contoh Break The Rules/Melanggar Peraturan yang Sukses
Dunia Dakwah
Sebagai contoh, Sunan Kalijaga membuat wayang guna memperkenalkan nafas Islam kepada masyarakat Jawa yang saat itu menggandrungi kasusastran/kesenian Hindu.
Pada awalnya, Sunan Kalijaga ingin membuat wayang yang memiliki bentuk layaknya boneka (full body), namun hal tersebut ditentang oleh Sunan Kudus. Pasalnya, secara hukum fiqh dilarang untuk membuat patung menyerupai makhluk bernyawa, sekiranya membuat gambar atau patung yang jika diberi ruh maka gambar/patung tersebut bisa hidup adalah haram.
Namun, Sunan Kalijaga bersikukuh dengan metode yang akan ia gunakan untuk berdakwah tersebut hingga akhirnya Sunan Ampel memberikan solusi kepada Sunan Kalijaga untuk membuat wayang yang pipih (gepeng), “wong gepeng iku ga bakal iso urip” (orang yang pipih/gepeng itu tidak akan bisa hidup).
Akhirnya, Sunan Kalijaga membuat wayang kulit yang pipih seperti wayang kulit yang kita temui sekarang dan dakwah Sunan Kalijaga tergolong paling sukses dalam mengajak masyarakat Jawa untuk memahami hingga mau memeluk agama Islam.
Contoh lainnya dalam dunia dakwah, kita seringkali menyaksikan para pendakwah/guru/kiyai yang berdakwah dengan cara yang konvensional. Namun, ada juga yang memutuskan untuk melanggar peraturan etika atau adab sebagai guru dengan bercanda (Bahasa Jawa: guyon).
Padahal sudah jelas, salah satu adab seorang mu’allim atau guru yaitu tark al-hazli/meninggalkan bercanda. Mau dicari referensinya di kitab apa pun seperti Ta’lim Mutaallim atau pun Bidayatul Hidayah atau kitab Etika Islam lainnya, semua menyuarakan hal serupa. Pasalnya, bercanda bisa mengeraskan hati dan menurunkan ‘muru’ah‘ (martabat) seorang guru atau dai.
Uniknya, justru kesuksesan besar menghampiri para pendakwah yang mau bersenda gurau dan yang mau tertawa bersama jamaahnya, memperkenalkan ajaran islam melalui cerita lucu dan canda yang menyenangkan hati pendengarnya. Ini adalah kontroversi yang melanggar peraturan etika Islam namun sukses dengan caranya sendiri.
Sebut saja seperti “Gus Dur” yang selalu berhasil mengocok perut karena kejenakaannya sekaligus membuat kepala manggut-manggut dengan hikmah-hikmah yang beliau sampaikan.
Namun, sekali lagi dalam dunia dakwah mempunyai hukum tersendiri, sehingga kita kenal sebagai Fiqh ad-Da’wah dimana hukum fiqh akhirnya bisa menyesuaikan pada tujuan-tujuan dakwah Islam.
Dunia Konten Kreator – Belajar dari Bapak “Break The Rules”
Youtuber teratas saat ini Deddy Corbuzier adalah sosok yang terkenal dengan segudang kontroversi namun ia selalu memastikan kontroversi yang ia buat selalu bekerja. Salah satu kontroversinya yaitu membuat podcast yang belum digandrungi saat masa awal-awal ia merintis channel YouTube, dan juga kontennya yang berisi statement ‘Sekolah itu tidak penting”.
Sebagai pesulap yang khatam dengan teori The Pledge, The Turn dan The Prestige, pastinya Deddy Corbuzier merencanakan setiap langkahnya dengan matang dengan memastikan “kontroversi” yang ia buat berjalan dan bekerja.
Karena kita tahu kontroversi yang asal-asalan atau yang penting ‘aneh’ saja tanpa ada tujuan kebaikan di dalamnya hanyalah sampah yang cepat viral namun juga cepat dilupakan.
Sehingga menjadi PR penting bagi konten kreator atau siapa pun kamu untuk membuat karya/konten yang memiliki unsur kontroversi namun bekerja sehingga menjadi terobosan-terobosan baru.
Break The Rules dalam Dunia Teknologi
“Yang namanya ojek itu ya mangkal di pangkalan ojek,” itu sudah jadi peraturan (rules) yang harus dilakukan oleh tukang ojek. Begitu lah pola pikir masyarakat dulu.
Bagaimana jika peraturan itu dilanggar? tukang ojek tidak perlu mangkal di pangkalan ojek, buat saja aplikasi yang bisa diakses di handphone agar orang bisa memanggil tukang ojek kapan saja di mana saja sesuai keinginan? Akhirnya muncullah inovasi baru yang berasal dari melanggar peraturan tersebut yang kita kenal sebagai aplikasi “Gojek”.
Ini hanyalah satu contoh saja dari banyaknya break the rules. Bukan kah ditemukannya telepon rumah hingga telepon genggam adalah bentuk pelanggaran peraturan itu sendiri? Orang yang berbeda tempat itu tidak mungkin berbicara satu sama lain, ya kan? Lalu peraturan tersebut dilanggar sehingga orang bisa berbicara melalui telepon rumah. Namun orang-orang tidak bisa menelepon di jalan atau pun di dalam kereta, akhirnya ditemukanlah telepon genggam. Begitu terus menerus hingga sekarang kita menjumpai adanya smartphone, laptop dan teknologi lainnya karena para inovator dan disruptor dalam teknologi terus menerus melanggar peraturan. Dalam hal ini, peraturan yang dilanggar adalah “mindset kebanyakan orang”.
Break The Rules dalam Dunia Musik
Siapa yang tidak tahu lagu Bohemian Rhapsody dari Queen? Lagu rock bernuansa opera yang tidak lumrah dengan durasi panjangnya yang mencapai hampir 6 menit, dipadukan dengan lirik-lirik tak masuk akal seperti Scaramouche, Gallileo, Beelzebub dan bismillah adalah lagu rock paling fenomenal hingga modern ini. Dengan melanggar norma musik saat itu, Queen menciptakan sesuatu yang benar-benar unik dan mendefinisikan kembali batasan musik rock.
Kunci Sukses Melanggar Peraturan
Penting untuk diingat bahwa tidak semua peraturan atau norma boleh dilanggar. Contoh-contoh yang disebutkan di atas melibatkan pelanggaran peraturan yang tidak melibatkan hukum inti agama atau hukum negara yang menjunjung tinggi moral dan etika. Hal-hal yang dapat dilanggar adalah hukum yang bersifat diskretioner dalam agama (gambar, musik, dll), mindset mayoritas masyarakat, dan kebiasaan masyarakat yang tidak memiliki konsekuensi hukum jika dilanggar. Namun, setiap tindakan melanggar peraturan harus memiliki tujuan yang baik dan positif serta memastikan dampaknya bermanfaat bagi masyarakat.
Dalam dunia seni, dakwah, teknologi, dan musik, “Seni Melanggar Peraturan – Tak Selamanya Melanggar Peraturan itu Buruk” dapat menjadi landasan untuk menciptakan terobosan-terobosan baru yang menginspirasi dan memperkaya kehidupan kita. Tetapi selalu penting untuk menjalankan prinsip ini dengan bijaksana dan bertanggung jawab, dengan mempertimbangkan dampaknya pada masyarakat dan nilai-nilai yang kita junjung tinggi.
Apakah setelah membaca tulisan ini, kamu tergerak untuk melanggar peraturan yang ada? Membuat mobil tanpa ban semisal? atau dengan menjadi Presiden Indonesia walaupun kamu bukan orang Jawa? Ingat! Resiko tanggung sendiri, ya.