Mudhofar
Just a blogger who lives with curiosity

Cara Menghitung Return on Investment (ROI) Beserta Rumus

Cara Menghitung ROI Return on Investment

Return on Investment (ROI) adalah metrik keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur kemungkinan memperoleh laba (return) dari suatu investasi.

ROI juga adalah rasio yang membandingkan keuntungan atau kerugian dari investasi relatif terhadap biayanya. Ini berguna dalam mengevaluasi potensi pengembalian dari investasi yang berdiri sendiri seperti halnya dalam membandingkan keuntungan dari beberapa investasi.

Dalam analisis bisnis, ROI dan ukuran arus kas lainnya — seperti tingkat Internal Rate of Return (IRR) dan Net Present Value (NPV) — adalah metrik utama yang digunakan untuk mengevaluasi dan memberi peringkat daya tarik sejumlah alternatif investasi yang berbeda. Meskipun ROI adalah rasio, biasanya dinyatakan sebagai persentase daripada rasio.

Hal yang Perlu Diperhatikan

  • Return on Investment (ROI) adalah ukuran perkiraan profitabilitas investasi.
  • ROI memiliki berbagai aplikasi; ini dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas investasi saham, ketika memutuskan apakah akan berinvestasi dalam pembelian bisnis atau tidak, atau mengevaluasi hasil transaksi real estat.
  • ROI dihitung dengan mengurangkan nilai awal investasi dari nilai akhir investasi (yang sama dengan laba bersih), kemudian membagi angka baru ini (laba bersih) dengan biaya investasi, dan akhirnya mengalikannya dengan 100.
  • ROI relatif mudah untuk dihitung dan dipahami, dan kesederhanaannya berarti bahwa ini adalah ukuran profitabilitas yang standar dan universal.
  • Salah satu kelemahan ROI adalah tidak memperhitungkan berapa lama investasi ditahan; jadi, ukuran profitabilitas yang memasukkan periode investasi mungkin lebih berguna bagi investor yang ingin membandingkan investasi potensial.

Rumus Cara Menghitung Return on Invesment (ROI)

ROI dapat dihitung menggunakan dua metode berbeda, antara lain:

Metode pertama:

ROI = Laba Investasi Bersih / Biaya Investasi × 100%

Metode kedua:

ROI = (Nilai Akhir Investasi – Nilai Awal Investasi) / Biaya Investasi × 100%

Menafsirkan Return on Invesment (ROI)

Saat menafsirkan perhitungan ROI, penting untuk mengingat beberapa hal. Pertama, ROI biasanya dinyatakan sebagai persentase karena secara intuitif lebih mudah dipahami (berlawanan dengan ketika dinyatakan sebagai rasio). Kedua, perhitungan ROI memasukkan laba bersih dalam pembilang karena pengembalian dari suatu investasi bisa positif atau negatif.

Ketika perhitungan ROI menghasilkan angka positif, itu berarti pengembalian bersih berwarna hitam (karena pengembalian total melebihi biaya total). Atau, ketika perhitungan ROI menghasilkan angka negatif, itu berarti pengembalian bersih berwarna merah karena biaya total melebihi pengembalian total. (Dengan kata lain, investasi ini menghasilkan kerugian.)

Terakhir, untuk menghitung ROI dengan tingkat akurasi tertinggi, pengembalian total dan biaya total harus dipertimbangkan. Untuk perbandingan ‘apel ke apel’ antara investasi yang bersaing, ROI tahunan harus dipertimbangkan.

Contoh Return on Invesment (ROI)

Asumsikan seorang investor bernama ‘Cahyadi’ membeli 1.000 saham perusahaan logistik “Sicekatan” dengan harga Rp. 100.000,- per lembar saham. Satu tahun kemudian, investor menjual saham itu seharga Rp. 125.000,-. Investor memperoleh dividen sebesar Rp. 5.000.000,- selama periode kepemilikan satu tahun. Investor juga menghabiskan total Rp. 1.250.000 untuk komisi perdagangan untuk membeli dan menjual saham.

ROI untuk Investor ini bisa dihitung sebagai berikut:

Berikut adalah analisis langkah demi langkah perhitungan:

  1. Untuk menghitung laba investasi bersih, total laba dan total biaya harus dipertimbangkan. Total laba untuk hasil saham dari keuntungan modal dan dividen. Total biaya akan mencakup harga pembelian awal serta komisi yang dibayarkan.
  2. Dalam perhitungan di atas, keuntungan modal kotor (sebelum komisi) dari perdagangan ini adalah (Rp.125.000 – Rp.100.000) x 1.000. Jumlah Rp.5.000.000,- mengacu pada dividen yang diterima dengan memegang saham, sedangkan Rp. 1.250.000,- adalah total komisi yang dibayarkan.

Jika Anda membedah ROI lebih lanjut menjadi bagian-bagian komponennya, terungkap bahwa 23,75% berasal dari capital gain dan 5% berasal dari dividen. Perbedaan ini penting karena keuntungan modal dan dividen dikenakan pajak pada tingkat yang berbeda tergantung hukum pajak yang berlaku.

ROI = Keuntungan Modal% − Komisi% + Hasil Dividen%

Atau perincian dari contoh di atas

Keuntungan Modal = (Rp.25.000.000 ÷ Rp.100.000.000) × 100 = 25,00%

Komisi = (Rp.1.250.000 ÷ Rp.100.000.000) × 100 = 1,25%

Hasil Dividen = (Rp.5.000.000 ÷ Rp.100.000.000) × 100 = 5,00%

ROI=25,00% – 1,25% + 5,00% = 28.75%

Penting: ROI positif berarti laba bersih positif karena total laba lebih besar daripada biaya terkait; ROI negatif menunjukkan bahwa laba bersih negatif—biaya total lebih besar daripada laba.

Perhitungan Alternatif ROI (Return on Investment)

Jika semisal komisi dibagi (berbeda saat membeli dan menjual saham), ada metode alternatif untuk menghitung ROI “Cahyadi” yang menjadi investor perusahaan logistik ini. Asumsikan pembagian berikut dalam total komisi: Rp.500.000 saat membeli saham dan Rp.750.000 saat menjual saham.

Nilai Awal*= 100.000.000 + 500.000 = 100.500.000

Nilai Akhir**= 125.000.000 + 5.000.000 – 750.000 = 129.250.000

ROI = (129.250.000 – 100.500.000) / 100.500.000 × 100% = 28.75%

*Nilai Awal Investasi atau Biaya Investasi yang dikeluarkan di awal

**Nilai Akhir Investasi atau Laba Investasi Bersih

Penting: ROI tahunan membantu memperhitungkan kelalaian utama dalam ROI standar—yaitu, berapa lama investasi ditahan.

ROI tahunan

Perhitungan ROI tahunan memberikan solusi untuk salah satu batasan utama perhitungan ROI standar/dasar; perhitungan ROI dasar tidak memperhitungkan lamanya suatu investasi ditahan, juga disebut sebagai holding period. Rumus untuk menghitung ROI tahunan adalah sebagai berikut:

ROI Tahunan = [(1 + ROI)1/n – 1] × 100%

n = jumlah tahun investasi ditahan

Asumsikan sebuah investasi menghasilkan ROI 50% selama lima tahun. Sederhananya, ROI rata-rata tahunan sebesar 10% – yang diperoleh dengan membagi ROI dengan periode holding selama lima tahun – sebagai perkiraan kasar dari ROI tahunan. Ini karena mengabaikan efek compounding, yang dapat membuat perbedaan yang signifikan dari waktu ke waktu. Semakin lama jangka waktunya, semakin besar perbedaan antara perkiraan ROI rata-rata tahunan, yang dihitung dengan membagi ROI dengan periode holding dalam skenario ini, dan ROI tahunan.

Dari rumus di atas

ROI Tahunan = [(1 + 0,50)1/5 – 1] × 100% = 8,45%

Perhitungan ini juga dapat digunakan untuk periode holding kurang dari satu tahun dengan mengubah holding period menjadi pecahan dari satu tahun.

Asumsikan investasi yang menghasilkan ROI 10% selama enam bulan.

ROI Tahunan = [(1 + 0,10)1/0,5 – 1] × 100% = 21%

Dalam persamaan di atas, angka 0,5 tahun sama dengan enam bulan.

Membandingkan Investasi Berbeda dengan Return on Investment (ROI) Tahunan

ROI tahunan sangat berguna ketika membandingkan pengembalian antara berbagai investasi atau mengevaluasi investasi yang berbeda.

Asumsikan bahwa investasi di saham X menghasilkan ROI 50% selama lima tahun, sedangkan investasi di saham Y menghasilkan 30% selama tiga tahun. Anda dapat menentukan investasi mana yang lebih baik dalam hal ROI dengan menggunakan persamaan ini:

ROI Tahunan Saham X = [(1 + 0,50)1/5 – 1] × 100% = 8,45%

ROI Tahunan Saham Y = [(1 + 0,30)1/3 – 1] × 100% = 9,14%

Berdasarkan perhitungan tersebut, saham Y memiliki ROI yang lebih unggul dibandingkan dengan saham X.

Keuntungan Return on Investment (ROI)

Manfaat terbesar ROI adalah metrik yang relatif tidak rumit; mudah untuk menghitung dan intuitif mudah dimengerti. Kesederhanaan ROI berarti bahwa hal itu sering digunakan sebagai ukuran profitabilitas standar dan universal. Sebagai sebuah pengukuran, tidak mungkin disalahpahami atau disalahartikan karena memiliki konotasi yang sama dalam setiap konteks.

Kelemahan Return on Investment (ROI)

Ada juga beberapa kelemahan dari pengukuran ROI. Pertama, tidak memperhitungkan periode holding suatu investasi, yang dapat menjadi masalah ketika membandingkan alternatif investasi. Misalnya, asumsikan investasi X menghasilkan ROI 25%, sedangkan investasi Y menghasilkan ROI 15%.

Seseorang tidak dapat berasumsi bahwa X adalah investasi yang unggul kecuali kerangka waktu setiap investasi juga diketahui. Ada kemungkinan bahwa 25% ROI dari investasi X dihasilkan selama periode lima tahun, tetapi 15% ROI dari investasi Y dihasilkan hanya dalam satu tahun. Menghitung ROI tahunan dapat mengatasi rintangan ini saat membandingkan pilihan investasi.

Kedua, ROI tidak menyesuaikan dengan risiko. Sudah menjadi rahasia umum bahwa hasil investasi memiliki korelasi langsung dengan risiko: semakin tinggi potensi pengembalian, semakin besar kemungkinan risikonya. Hal ini dapat diamati secara langsung di dunia investasi, di mana saham berkapitalisasi kecil biasanya memiliki pengembalian yang lebih tinggi daripada saham berkapitalisasi besar (tetapi disertai dengan risiko yang jauh lebih besar).

Seorang investor yang menargetkan pengembalian portofolio sebesar 12%, misalnya, harus menanggung tingkat risiko yang jauh lebih tinggi daripada investor yang tujuannya adalah pengembalian hanya 4%. Jika seorang investor hanya mengasah angka ROI tanpa juga mengevaluasi risiko yang terkait, hasil akhir dari keputusan investasi mungkin sangat berbeda dari hasil yang diharapkan.

Ketiga, angka ROI dapat dilebih-lebihkan jika semua biaya yang diharapkan tidak dimasukkan dalam perhitungan. Hal ini bisa terjadi baik disengaja maupun tidak disengaja. Misalnya, dalam mengevaluasi ROI pada sebidang real estat, semua biaya terkait harus dipertimbangkan. Ini termasuk bunga hipotek, pajak properti, asuransi, dan semua biaya pemeliharaan.

Pengeluaran ini dapat mengurangi jumlah yang besar dari ROI yang diharapkan; tanpa memasukkan semuanya dalam perhitungan, angka ROI dapat dilebih-lebihkan.

Dan yang terakhir, seperti metrik profitabilitas lainnya, ROI hanya menekankan keuntungan finansial ketika mempertimbangkan pengembalian investasi. Artinya ROI tidak mempertimbangkan manfaat tambahan, seperti barang sosial atau lingkungan. Metrik ROI yang relatif baru, yang dikenal sebagai laba atas investasi sosial (SROI) , membantu mengukur beberapa manfaat ini bagi investor.

Kesimpulan

Return on Investment (ROI) adalah metrik sederhana dan intuitif dari profitabilitas investasi. Ada beberapa batasan pada metrik ini, termasuk bahwa metrik ini tidak mempertimbangkan periode holding investasi dan tidak disesuaikan dengan risiko. Namun, terlepas dari keterbatasan ini, ROI masih merupakan metrik utama yang digunakan oleh analis bisnis untuk mengevaluasi dan menentukan peringkat alternatif investasi.